I. BENCANA ALAM
Secara geografis Indonesia merupakan wilayah pertemuan 3 buah lempeng yaitu Indo-australia, Eurasia dan Pasifik serta dilalui oleh jalur Pacific Ring of Fire yang merupakan zona teraktif dengan deretan gunung berapi aktif di dunia. Cincin api Pasifik atau lingkaran api Pasifik itu merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 kilometer dan sering pula disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Dengan kondisi geografis tersebut ditambah dengan iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim menempatkan negara kita di posisi yang rentan terhadap serangan bencana alam seperti banjir, kekeringan, letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, banjir lahar, aliran debris, serta tanah longsor. Bencana - bencana alam di atas dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan infrastruktur, kerugian harta benda serta korban jiwa dan luka-luka.
Untuk menganggulangi potensi bencana di Indonesia maka diperlukan teknologi penanggulangan bencana. Salah satunya Teknologi Sabo untuk mengatasi bencana banjir lahar, aliran debris, dan gerakan tanah.
A. Bencana Letusan Gunung Berapi
Gunung Merapi, 1969
Volume letusan 22.106m3
|
Gunung Galunggung, 1982
Volume letusan 53.106m3
|
B. Bencana
Lahar
Lahar panas Gunung Semeru
Kali Besuk, 15 Juli 1988
|
Banjir lahar Gunung Merapi
Jurang Juro, 28 Nov 1985
|
Rumah tergenang lahar Gunung Galunggung
1982
|
C. Bencana Sedimen di Daerah Non Gunung
Berapi
Landslide di Puncak Jabar
1989
|
Longsoran Kaldera Gunung Bawa Karaeng
2004
|
II. TEKNOLOGI SABO
Pengertian harfiah kata "Sabo" berasal dari bahasa Jepang. Yaitu
asal kata "sa" berarti pasir, dan "bo" yang artinya
pengendalian. Sabo Dam awalnya dibangun dengan tujuan menanggulangi
bencana sedimen akibat aliran debris dari letusan gunung berapi. Namun dalam
perkembangannya, Sabo Dam memiliki manfaat antara lain :
- Pengendalian daya rusak air
- Penanggulangan bahaya erosi
- Konservasi SDA
- Pelestarian lingkungan
- Pengambilan air
- Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
- Penyeberangan
- Jembatan
Sayap Bendung Pengendali
Dasar Sungai dimanfaatkan untuk Fondasi Jembatan
|
Bendung
Penahan Sedimen di Kali Kuning dimanfaatkan untuk Pengambilan Air Irigasi
|
Sabo Dam di Kali
Jari daerah Gunung Kelud dimanfaatkan untuk PLTM
|
Bendung Penahan Sedimen di Kali Boyong, Gunung Merapi dimanfaatkan untuk penyeberangan
|
A. Sejarah Teknologi Sabo di Indonesia
- 1969 Pembentukan proyek penangulangan Gunung Merapi, Gunung Kelud dan Gunung Agung
- 1977 Proyek Gunung Semeru
- 1982 Proyek Gunung Galunggung
- 1982 Dibentuk VSTC (dengan bantuan JICA) dengan tujuan meningkatkan kemampuan para teknisi Indonesia dibidang Sabo
- 1986 Pembentukan Balai Sabo
- 1990-an Proyek-proyek pengembangan wil Sungai dan proyek pengamanan sungai (daerah non vulkanik) mulai membangun check dam
- Feb 1992 VSTC diubah menjadi STC dengan tujuan peningkatan pelatihan Sabo dari negara berkembang
- Maret 2004 Disepakati kegiatan “Integrated Sedimen related Disaster Management (ISDM)” antara Pemerintah Indonesia dengan JICA. ISDM berorientasi : Sabo tidak hanya untuk pengamanan manusia dan harta benda tapi juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain (multi purpose) Penanganan bencana sedimen tidak terbatas pada metode struktur tetapi juga mencakup non struktur termasuk “pemberdayaan masyarakat”
B. Jenis Bangunan Sabo
1. Chek
Dam (Sabo Dam)
Fungsi
:
· Menurunkan/memperkecil
kemiringan sungai
· Menampung
material dasar sungai
· Melindungi
tebing sungai dari proses erosi
Cek Dam Kali Semut
|
Cek
Dam Kali Boyong |
2. Sand Pocket (Kantong Pasir)
Fungsi
:
· Menangkap aliran sedimen dan
mencegah limpasan sedimen dari daerah kipas
alluvial ke sekitarnya (dikombinasi dengan bangunan tanggul)
Kantong Lahar Kali Batang |
3. Tipe
Consolidation Dam
Fungsi :
· Untuk
pengamanan bangunan sungai yang vital misalnya jembatan
Jembatan
Krasak di Tempel
|
4. Ground Sill
Fungsi :
· Untuk
mencegah penurunan dasar sungai
Kali Bebeng, Gunung Merapi
|
Perkembangan Teknologi Sabo di Indonesia
Reviewed by Unknown
on
10:07 PM
Rating:
No comments: